Hustle Culture dan Bahayanya Bagi Kesehatan!
Hustle culture atau budaya kerja keras adalah konsep yang menghargai kerja keras dan pengorbanan sebagai kunci sukses dalam kehidupan profesional. Budaya ini menekankan pada upaya yang terus-menerus untuk mencapai kesuksesan, dan menganggap tidur dan waktu istirahat sebagai pemborosan waktu yang tidak perlu. Meskipun hustle culture sering dianggap sebagai sesuatu yang positif, kenyataannya, ada bahaya yang terkait dengan budaya ini.
Salah satu bahaya dari hustle culture adalah dampak negatifnya pada kesehatan mental. Budaya ini sering memperkuat gambaran ideal bahwa kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui kesuksesan finansial dan profesional. Akibatnya, orang merasa tertekan untuk terus bekerja keras dan mengabaikan kesehatan mental mereka. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan stres kronis, kelelahan, dan masalah kesehatan mental lainnya seperti depresi dan kecemasan.
Selain itu, hustle culture juga berdampak negatif pada kesehatan fisik. Kebanyakan orang yang mengikuti budaya ini mengabaikan waktu tidur dan berusaha untuk bekerja sepanjang waktu. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, kelelahan kronis, dan bahkan masalah jantung.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, hustle culture juga berdampak pada hubungan sosial. Orang-orang yang terlalu fokus pada pekerjaan seringkali mengabaikan kebutuhan sosial dan kehidupan pribadi. Ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan masalah dalam hubungan interpersonal.
Budaya kerja keras juga dapat memicu ketidakseimbangan hidup dan meningkatkan risiko kebakaran atau burnout. Ini terjadi ketika seseorang terus-menerus bekerja keras dan tidak memiliki waktu atau energi untuk kegiatan lain yang dapat memberi mereka kesenangan dan kebahagiaan di luar pekerjaan. Akibatnya, orang merasa kelelahan secara emosional dan fisik dan cenderung mengalami depresi, kecemasan, dan bahkan pengunduran diri dari pekerjaan.
Untuk mengatasi bahaya dari hustle culture, penting bagi individu dan organisasi untuk memprioritaskan kesehatan dan keseimbangan hidup. Individu harus mengambil waktu untuk beristirahat, tidur yang cukup, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar pekerjaan. Organisasi juga harus menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan mempromosikan keseimbangan kerja-hidup yang sehat.
Sumber:
Winkler, E. (2020). Hustle Culture Is Under Attack, but Still It Thrives. The Wall Street Journal
Spiegel, A. (2019). Hustle Culture: The Dark Side of America’s Obsession With Work. NBC News.
Fried, J. (2019). The Hard Truth About the Cult of Hustle. HuffPost