Berbagai Hal yang Perlu di Perhatikan Saat Memilih Baju Hazmat
Masa pandemi Covid-19 mengharuskan tenaga medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) saat melayani pasien. Terutama bagi tenaga medis yang melayani dan merawat pasien terkonfirmasi Covid-19 secara langsung. Ada berbagai jenis APD yang wajib dikenakan oleh tenaga medis. Mulai dari masker, sarung tangan hingga pakaian hazmat. Pakaian hazmat tidak hanya berguna untuk melindungi tenaga medis dari penularan virus korona, namun juga penyakit lain yang menular melalui udara.
Lihat juga: Baju APD Medis/Hazmat Suit/Protective Coverall Boho
Pelindung dari Penularan Penyakit
Hazmat adalah singkatan dari hazardous material. Pakaian ini tidak hanya melindungi tenaga medis dan profesi lain dari penularan penyakit namun juga dari paparan zat berbahaya seperti zat kimia, biologis, hingga bahan radioaktif.
Baju yang menutupi seluruh tubuh ini memiliki desain khusus agar penggunanya terhindar dari penyakit menular dan zat berbahaya. Agar pencegahan terhadap penularan penyakit dan zat berbahaya itu bisa efektif, ada beberapa APD lain yang perlu digunakan. APD yang biasanya digunakan saat mengenakan hazmat adalah sarung tangan, sepatu khusus, masker, kacamata pelindung serta pelindung wajah atau face shield.
Hazmat adalah pakaian yang bersifat impermeable. Yang artinya hazmat adalah pakaian yang tidak dapat dimasuki cairan maupun gas apapun. Dengan begitu, pemakainya akan terjauhkan dari risiko droplet dari orang lain. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, penggunaan hazmat sangat penting tidak hanya untuk tenaga medis, namun juga petugas non medis di fasilitas layanan kesehatan termasuk Rumah Sakit. Apalagi dengan peningkatan kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Lihat juga: Baju APD Medis/Hazmat/Protective Coverall Kodaichi - Breathable (Import - Polos)
Lihat juga: Baju APD Medis/Hazmat/Protective Coverall Kodaichi - Breathable (Import - Seal)
Berbagai Level Baju Hazmat
Pembuatan baju hazmat tidak bisa sembarangan. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengklasifikasikan baju hamzat kedalam beberapa level. Yakni level A, B, C, dan D. Level hazmat yang pertama adalah level A. Level hazmat ini dapat memberikan perlindungan mulai dari perlindungan asap, gas, debu, serta partikel. Level hazmat ini biasanya juga dilengkapi dengan alat untuk bernapas di dalam pakaian tersebut.
Level hazmat selanjutnya adalah level B. Hazmat level B dapat memberikan proteksi diri dari cipratan air, droplet, serta zat kimia. Hazmat level B juga dilengkapi dengan sepatu boots serta sarung tangan. Namun hazmat ini tidak kedap udara. Level hazmat ini tingkat perlindungannya satu level lebih rendah dari level A.
Selanjutnya adalah hazmat level C. Level hazmat ini dikenakan oleh tenaga medis saat kontak dengan pasien serta korban. Level hazmat ini sama seperti level A dan B namun alat pelindung pernapasannya bisa berbeda.
Yang terakhir adalah level D. Hazmat level D tidak dapat memberikan perlindungan dari paparan zat kimia. Oleh karena itu, tenaga medis yang menggunakan level hazmat ini sebaiknya dilengkapi dengan gaun penutup, sepatu pelindung dengan sol baja, serta face shield untuk proteksi yang lebih tinggi.
Perbedaan level hazmat salah satunya dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan. Perlu diketahui, baju hazmat biasanya menggunakan lapisan polietlena atau polipropilen yang bisa menjadi penghalang d fluida. Sedangkan khusus untuk menangani Covid-19, baju hazmat harus lolos uji resistensi terhadap penetrasi darah dan cairan tubuh terlebih dahulu.
Lihat juga: Baju APD Medis/Hazmat/Protective Coverall Kodaichi - Breathable (Lokal - Polos)
Lihat juga: Baju APD Medis/Hazmat/Protective Coverall Kodaichi - Breathable (Lokal - Seal)
Jenis-Jenis Baju Hazmat
Lihat juga: Baju APD Medis/Hazmat Suit/Protective Coverall Kodaichi - Microporus (Polos)
Jenis hazmat dibedakan menjadi dua. Yakni baju hazmat sekali pakai atau disposable serta baju hamzat yang bisa dicuci ulang atau reusable. Biasanya jenis hazmat reusable menggunakan jenis bahan serat polimer plastic woven fabric dengan serat yang berukuran besar. Sementara, jenis hazmat disposable biasanya terbuat dari bahan serat polimer plastic nonwoven fabric dengan serat yang berukuran kecil.
Pemilihan penggunaan baju hazmat tidak hanya dilihat dari jenis hazmat itu sendiri, namun juga dari kenyamanan hazmat. Kenyamanan itu bisa diukur dari laju transmisi uap air atau yang biasanya dikenal dengan Moisture Vapor Transmission Rate (MVTR).
MVTR diartikan juga sebagai kemampuan untuk melewatkan udara. Nilai MVTR dipengaruhi oleh jenis bahan hingga pola tenunan kain. Semakin tinggi nilai MVTR makan semakin tinggi pula kemampuan material untuk bernapas.
Bahan lain yang bisa digunakan untuk pembuatan hazmat adalah material berbasis polyester dan polyurethane. Dua bahan tersebut juga direkomendasikan oleh American Chemical Society (ACS). Kombinasi dari polyester dengan ukuran yang pas di badan bisa menahan 80-90 persen partikulat aerosol yang berukuran hingga 10 nanometer. Material polyester juga dikenal aman, tidak berptensi menyebabkan iritasi pada kulit, mata, serta pernapasan.
Lihat juga: Baju APD/ Medis/Hazmat Suit/Protective Coverall Kodaichi - Microporus(Seam Seal)
Sumber
https://www.sehatq.com/artikel/begini-cara-baju-hazmat-melindungi-tenaga-medis
https://hellosehat.com/infeksi/covid19/alat-pelindung-diri-apd/
https://kabarkampus.com/2020/06/apa-saja-kreteria-material-baju-hazmat-yang-aman/