Batuk pada Malam Hari, Mungkinkah Tanda Paru-Paru Basah? Numedika.id

Batuk pada Malam Hari, Mungkinkah Tanda Paru-Paru Basah?

Article Image Numedika

NUMEDIKA.ID - Batuk adalah hal yang umum terjadi pada siapapun. Batuk merupakan reaksi alami tubuh untuk memberikan perlindungan dan membersihkan saluran pernapasan. Hal ini bisa terjadi kapan saja, baik itu pagi hari maupun malam hari.

Batuk pada malam hari memang sangat menjengkelkan karena mengganggu tidur dan bahkan merusak jam istirahat seseorang. Batuk yang terjadi bisa berupa batuk kering atau batuk yang disertai dengan dahak.

Meskipun tergolong hal yang biasa, batuk juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan di dalam tubuh, apalagi jika mengalaminya secara terus-menerus. Oleh karena itu, kondisi ini tetap harus diwaspadai dan tidak boleh diabaikan.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 5 Cara Mencegah Obesitas

Penyebab Batuk di Malam Hari

1. Asma

Penyebab batuk di malam hari bisa jadi disebabkan oleh asma. Penyakit ini adalah kondisi yang menyebabkan saluran udara menyempit dan membengkak, sehingga membuat pengidapnya kesulitan untuk bernapas.

Ketika asma kambuh, biasanya pengidap akan mengalami batuk kronis pada malam hari dan dini hari. Selain itu, asma juga dapat disertakan dengan gejala lain, seperti nyeri dada, sesak nafas, dan kelelahan.

2. GERD

GERD alias gastroesophageal reflux disease adalah penyakit yang disebabkan oleh asam lambung yang naik ke kerongkongan. Kondisi ini dapat mengiritasi kerongkongan dan memicu refleks batuk.

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature, mengungkapkan bahwa GERD kerap kali menyebabkan batuk kronis berupa batuk kering dan biasanya akan terjadi pada malam hari.

Sejalan akan hal itu, dr. Khabbaza mengungkapkan bahwa asam lambung bisa naik saat orang berbaring untuk tidur di malam hari.

Lihat Juga: Classic Stethoscope ABN

3. COPD

Penyebab batuk di malam hari juga bisa disebabkan oleh chronic obstructive pulmonary disease (COPD) alias penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit ini merupakan sekelompok penyakit paru-paru progresif, termasuk bronkitis kronis dan emfisema.

Sebagai informasi, penyakit emfisema merupakan penyakit yang dapat menghancurkan kantong udara paru-paru dan menghalangi aliran udara luar. Sedangkan bronkitis kronis merupakan peradangan dan penyempitan saluran bronkial yang menyebabkan lendir menumpuk.

Oleh karena itu, penyakit ini dapat menyebabkan batuk kronis di malam hari sebagai reaksi alami ketika saluran pernapasan bermasalah. Pengidap COPD juga akan mengalami gejala kelelahan dan sesak napas.

Baca Juga: Timbul Jerawat Akibat Pakai Masker? Ini Cara Mengatasinya!

4. Pertussis

Penyebab batuk di malam hari berikutnya adalah pertussis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi pernapasan yang serius akibat bakteri bordetella pertussis. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa batuk kronis yang tidak terkendali dan bahkan, membuat pengidapnya kesulitan bernapas.

Meskipun batuk terbilang kondisi umum yang kerap dialami oleh banyak orang, sebaiknya jangan diabaikan ya guys. Apalagi jika batuknya terjadi secara terus-menerus dan semakin memburuk di malam hari. Bisa jadi ini pertanda ada masalah kesehatan serius di dalam tubuh.

Lihat Juga: Grandeur Stethoscope Sphygmed, Adult

5. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada salah satu atau kedua paru-paru. Infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun jamur. Pneumonia dapat menyebabkan batuk kronis berupa batuk kering yang setelah beberapa hari berubah menjadi batuk basah dengan lendir berwarna kuning, hijau, dan merah.

Selain batuk, gejala pneumonia lainnya dapat berupa demam, kedinginan, kesulitan bernapas, dan nyeri saat menarik napas dalam-dalam.

Baca Juga: 7 Bahaya Junk Food Bagi Kesehatan, Patut Diwaspadai!

Jika mengalami batuk secara terus-menerus, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Sebab, dikhawatirkan bisa menjadi gejala paru-paru basah. Kondisi paru-paru basah adalah kondisi yang terjadi akibat peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini biasanya terjadi akibat infeksi pada paru.

Paru-paru basah sebenarnya adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya peradangan pada paru yang menyebabkan terbentuknya timbunan cairan di jaringan paru.

Kondisi ini bisa menggambarkan beberapa penyakit, seperti pneumonia akibat infeksi bakteri atau virus (termasuk infeksi virus Corona atau COVID-19), karena kantung udara di paru-paru dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyakit ini bisa berakibat serius jika diderita oleh bayi, anak kecil, lansia, dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

Lihat Juga: Aerospacer/Aerochamber Alat Asma Rossmax AS175

Gejala Paru-Paru Basah

Penyakit paru-paru basah dapat dikenali dari berbagai gejala umumnya, antara lain:

1. Batuk kering atau batuk yang disertai dahak berwarna kuning, cokelat, hijau, atau kemerahan (batuk darah).

2. Nyeri dada yang bertambah parah ketika batuk.

3. Napas berat atau terasa sesak, bahkan ketika sedang istirahat.

4. Demam, menggigil, dan sering berkeringat.

5. Kehilangan nafsu makan.

6. Kelelahan atau terlihat tidak berenergi.

7. Mual, muntah, atau diare.

8. Jantung berdebar.

Selain gejala umum, ada pula gejala tambahan paru-paru basah yang muncul sesuai usia penderitanya, yaitu:

1. Pada bayi, gejala batuk mungkin tidak terlalu jelas. Gejala yang dapat muncul biasanya adalah bayi menjadi rewel dan sulit makan atau minum.

2. Pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun, napas bisa menjadi cepat dan berbunyi (mengi).

3. Pada orang dewasa, gejaa tambahannya bisa berupa linglung, mengantuk, bahkan koma.

Baca Juga: Penyakit Stroke: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Penyebab Paru-Paru Basah

Ada banyak hal yang dapat menginfeksi paru-paru hingga mengakibatkan paru-paru basah, yaitu:

1. Infeksi bakteri

Bakteri penyebab paru-paru basah yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae. Selain itu, ada pula bakteri Legionella pneumophila, Mycoplasma pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae. Paru-paru basah ini bisa disebabkan oleh penularan kuman dari orang lain atau akibat penggunaan alat ventilator dalam jangka panjang.

2. Infeksi virus

Infeksi virus yang menimbulkan penyakit flu, bronkitis, dan bronkiolitis merupakan penyebab umum paru-paru basah pada balita. Paru-paru basah jenis ini biasanya lebih ringan dan dapat sembuh sendiri dalam 1-3 minggu tanpa pengobatan. Namun, ada juga yang bisa menjadi semakin berat.

3. Infeksi jamur

Paru-paru basah karena infeksi jamur lebih banyak terjadi pada orang yang memiliki masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Infeksi juga dapat terjadi setelah jamur dari tanah atau kotoran burung terhirup. Contoh jamur yang dapat menyebabkan paru-paru basah adalah Pneumocystis jirovecii, Cryptococcus, dan Histoplasmosis.

Selain infeksi, paru-paru basah juga dapat terjadi akibat hal lain, misalnya pneumonia aspirasi yang terjadi akibat masuknya benda asing, seperti cairan lambung, air liur, makanan, atau minuman, ke dalam saluran napas dan menimbulkan gangguan pada paru-paru. Pada kasus tertentu, paru-paru basah juga bisa muncul akibat efusi pleura.

Lihat Juga: Electronic Asthma Monitor Serenity Pulmo-1

Bagaimana Cara Mencegah Paru-Paru Basah?

Pencegahan paru-paru basah dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu:

1. Mendapatkan vaksinasi pneumonia (vaksin PCV) dan influenza.

2. Tidak merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

3. Rajin mencuci tangan, demi menghindari penularan kuman dari orang lain atau dari benda yang terkontaminasi kuman.

4. Menjaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan rumah secara rutin.

5. Menutup mulut dan hidung dengan sapu tangan ketika bersin.

6. Menggunakan masker ketika terdapat polusi udara atau orang yang sedang sakit batuk atau pilek di sekitar rumah atau kantor.

7. Paru-paru basah adalah masalah kesehatan yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dari dokter spesialis paru. Jika tidak ditangani, kondisi ini berpotensi menjadi semakin berat dan merusak paru-paru.

8. Pengobatan pneumonia atau paru-paru basah disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebabnya. Misalnya jika paru-paru basah disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik.

Untuk paru-paru basah yang sangat berat hingga menyebabkan gagal napas, penanganannya membutuhkan alat bantu napas dan perawatan intensif di ICU.

 

 

Sumber:

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5880785/kenali-5-penyebab-batuk-di-malam-hari-asma-hingga-pneumonia

https://www.alodokter.com/ciri-ciri-paru-paru-basah-dan-cara-mencegahnya