Apa Saja Fungsi dan Jenis-Jenis Infus untuk Penanganan Medis? Ini Penjelasannya Numedika.id

Apa Saja Fungsi dan Jenis-Jenis Infus untuk Penanganan Medis? Ini Penjelasannya

Article Image Numedika

NUMEDIKA.ID - Infus adalah metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah. Cairan infus berfungsi sebagai cairan pemeliharaan ataupun cairan resusitasi. Jenis dan jumlah cairan yang digunakan akan tergantung kondisi pasien, ketersediaan cairan, dan tujuan pemberian cairan infus.

Selain untuk memberikan cairan, pemberian infus juga bisa dilakukan sebagai metode pemberian obat secara parenteral. Terapi ini biasanya menjadi pilihan terbaik jika kondisi tubuh pasien sudah tidak memungkinkan minum obat secara oral (lewat mulut).

Lihat Juga: Tiang Infus Arba Tec Besi Kaki Besi

 

Tujuan Pemasangan Infus

Pemasangan infus tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, melainkan harus dilakukan oleh petugas medis. Adapun tujuan dari pemberian infus pada pasien ini adalah untuk mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh pasien yang sebelumnya telah hilang akibat kondisi penyakit tertentu, hingga karena menjalankan suatu prosedur medis tertentu.

Adapun beberapa kondisi di mana seseorang perlu mendapatkan infus adalah sebagai berikut ini:

  1. Seseorang yang mengalami gangguan pencernaan, mulai dari diare berat perdarahan pada saluran cerna, dan lain sebagainya.

  2. Seseorang yang mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) yang cukup berat, baik karena sedang sakit atau karena beraktivitas fisik secara berlebihan.

  3. Ketika menjalani pengobatan kemoterapi.

  4. Sedang menjalani pengobatan akibat infeksi, dan menggunakan antibiotik.

  5. Sedang mengalami rasa nyeri akibat menggunakan jenis obat-obatan tertentu.

  6. Seseorang yang memiliki gangguan fungsi pada organ seperti gagal ginjal atau gagal hati.

  7. Seseorang yang sedang berada dalam kondisi koma atau terjadi penurunan kesadaran.

  8. Seseorang yang baru saja mengalami stroke, keracunan, malnutrisi yang cukup parah, hingga serangan jantung.

Lihat Juga: NACL Braun

 

Pasien yang Menggunakan Infus

Tidak semua pasien di rumah sakit membutuhkan infus. Pemasangan infus dilakukan ketika seorang pasien mengalami kondisi darurat medis yang mengharuskan obat masuk ke dalam tubuhnya secara cepat. Misalnya ketika seseorang kekurangan cairan (dehidrasi), terkena serangan jantung, stroke, atau keracunan.

Ketika kondisi tersebut terjadi, minum obat lewat mulut tidak akan efektif membantu meringankan kondisi pasien. Pasalnya, obat oral membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap aliran darah karena harus dicerna oleh tubuh terlebih dahulu. Padahal, pasien sedang membutuhkan penanganan yang cepat karena jika tidak, kondisinya bisa saja semakin memburuk.

Infus juga menjadi penting ketika obat minum tidak memungkinkan. Hal ini dapat terjadi ketika pasien mengalami muntah hebat, dimana semua makanan dan cairan yang masuk ke mulut segera dimuntahkan tanpa sempat dicerna.

Lihat Juga: Brankar Dorong Arba Tec SS + Pagar SS + Trolley Oksigen SS + Tiang Infus SS

Secara umum, ada beberapa kondisi yang mengharuskan pasien mendapat infus, seperti:

  • Dehidrasi parah

  • Keracunan makanan

  • Stroke

  • Serangan jantung

  • Gangguan sistem imun

  • Mengalami infeksi yang membuat pasien tidak responsif terhadap antibiotik oral

  • Menggunakan obat-obatan kemoterapi untuk menangani kanker

  • Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengatasi rasa sakit

  • Mengalami peradangan kronis

 

Jenis Cairan Infus dan Kegunaannya

Ada beragam cairan infus yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan perawatan. Cairan infus yang umum digunakan terdiri dari:

Lihat Juga: Tiang Infus Arba Tec Besi Kaki Plastik

Cairan kristaloid

Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa, yang umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi.

Cairan saline

Cairan ini mengandung natrium dan clorida, yang digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.

Ringer laktat

Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida, dan air, yang umumnya diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Selain itu, cairan ini juga sering digunakan sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Lihat Juga: Syringe With Needle Terumo 5 CC

Dextrose

Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini sering digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).

Cairan koloid

Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat dan biasanya diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan juga sebagai cairan resusitasi. Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis cairan koloid adalah:

  • Gelatin

Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani, untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.

  • Albumin

Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin yang rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.

  • Dekstran

Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa, yang digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi.

Lihat Juga: Agani Needle Terumo 24 G

 

Penggunaan Cairan Infus

Cairan infus tidak boleh digunakan secara sembarangan dan penggunaannya harus berada di bawah pengawasan dokter. Sebab, pemilihan jenis cairan infus juga harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter.

Jumlah cairan yang mengalir dari kantong infus ke dalam vena juga harus diperhitungkan dengan tepat. Cairan infus yang mengalir terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menyebabkan komplikasi seperti sesak napas dan tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat berbahaya, apalagi jika dialami oleh pasien dengan riwayat penyakit kronis.

Di sisi lain, pemasangan infus pun harus dilakukan secara hati-hati karena pemberian obat harus diberikan langsung ke dalam pembuluh darah di bagian tubuh tertentu. Jika salah dalam menentukan letak pembuluh darah, maka infeksi dan penyempitan pembuluh darah bisa saja terjadi. Sehingga, memperparah kondisi tubuh. Jadi, jangan sekali-kali mencoba untuk melakukan prosedur ini seorang diri.

 

 

Sumber:

https://www.alodokter.com/dasar-dasar-prosedur-memanfaatkan-cairan-infus/

https://hellosehat.com/obat-suplemen/penyebab-tangan-di-infus/

https://aido.id/health-articles/fungsi-infus-sesuai-dengan-jenis-cairannya/detail